5 KRITERIA IBU CERDAS
“Orang yang paling
banyak ingat mati diantara mereka, dan orang yang paling baik persiapannya
untuk kehidupan selanjutnya, Mereka itulah orang-orang yang cerdas”.
[HR. Ibnu Abid-Dunya di dalam kitabul-Maut. Thabrani di dalam Ash-Shaghir)
Jadi dalam Islam manusia cerdas adalah justru manusia yang paling banyak
mengingat kematian dan mempersiapkannya sebaik mungkin.
Nah bagaimana dengan Ibu cerdas?. Merujuk definisi dari hadits di atas
dan lainnya maka intinya seorang ibu cerdas adalah ibu yang mampu menggunakan
kemampuan akal dan ketrampilannya dalam rangka membimbing anak-anaknya menuju
kebaikan dunia dan akhirat.
Ibu cerdas harus dihubungkan dengan perannya sebagai induk anak-anaknya.
Karena Ibu adalah sosok yang melahirkan dan punya tanggung jawab penting
dalam tumbuh kembang anak-anaknya.
Ibu cerdas tidak dilihat dari strata pendidikannya, status sosial maupun
ekonomi atau jenis pekerjaan harian yang diembannya.
Ia bisa saja seorang wanita yang tinggal di kampung kecil, perempuan sederhana
yang tak terlalu mendengar gegap gempita kota atau perempuan biasa-biasa saja
yang tidak diunggulkan oleh siapapun bahkan ditokohkan media massa.
So sekali lagi sudahkah kita menjadi Ibu cerdas?. Jika merasa belum
yakin, maka kita mesti berbenah dengan mengetahui apa tanda-tanda atau kriteria
minimal Ibu cerdas.
Kriteria minimal ini artinya ukuran-ukuran minimal yang seharusnya dimiliki
oleh Ibu disebut cerdas. Ada banyak hal seorang ibu disebut cerdas
tapi jika memiliki 5 tanda penting berikut, maka layaklah seorang Ibu disebut
cerdas buat anak-anaknya.
Jadi ayo songsong anak-anak kita menjadi harapan Rasulullah SAW melalui
tangan-tangan halus Ibunya yang cerdas pula ya!!.
🌸1.Mengajarkan siapa Tuhannya
Ibu yang cerdas adalah mereka yang mengenal Tuhannya dengan baik dan memahami
aturan perintah maupun larangannya. Ibu cerdas mengajak putra putrinya
mengenal Allah SWT dengan pendekatan persuasif melalui pengenalan alam semesta,
Al Quran dan sunah- Nabi SAW dari yang sederhana dilakukan di rumah.
Indikator dari kriteria ini antara lain: membiasakan berdoa dalam
kegiatan keseharian, mengingatkan shalat dengan tertib, mengajar dan menemani
mengaji. Tak lupa adalah mengenalkan tentang hari akhir dengan bahasa sederhana
tapi tidak menakut-nakuti. Intinya Ibu bisa mengajak anak-anaknya menjadi
hamba yang disayangi Allah.
🌸2. Menanamkan kecintaan belajar
Ibu yang cerdas meski bukan sarjana sekalipun amat memahami pentingnya memiliki
ilmu pengetahuan dan menjadikannya bekal dalam kehidupan. Kita bisa
menyaksikan ribuan orang sukses lahir dari rahim ibu-ibu yang sederhana
hidupnya tapi memiliki komitmen untuk mendampingi anaknya belajar agar
menguasai pengetahuan. Indikator sederhana adalah menemani anak-anaknya membaca
buku, menyelesaikan tugas, mendongeng atau bercerita.
🌸3. Selalu memotivasi dan bersemangat
Itu artinya Ibu cerdas juga sosok yang bisa memotivasi diri. Tak mungkin
ia bisa menularkan virus motivasi kepada anak-anaknya jika ia sendiri lemah dan
malas. Indikator sosok ini adalah senantiasa ceria, bersemangat mengisi
hari, tak kehabisan ide untuk mencoba sesuatu apalagi yang baru, mengajarkan
anak pentingnya waktu dan mengisinya dengan hal-hal berguna. Dan meyakini bahwa
cita-cita setinggi apa pun Insya Allah bisa diperjuangkan.
🌸4.Mengingatkan untuk peduli dan menyayangi sesama
Sulit membentuk jiwa peduli pada anak jika orang tua terutama Ibu juga tak
membiasakan atau mengingatkannya. Jika anak bertengkar satu sama lain Ibu
harus punya keberanian menegur dalam bahasa cinta dan kasih sayang. Tak apa
mengingatkan berulang meski mungkin mereka bosan. Pengulangan akan tersimpan
di otaknya , meyakinkan mereka bahwa Ibu tak menyukai tindakan mereka tapi lain
halnya jika dibiarkan saja.
Demikian pula dengan rasa peduli dengan orang lain. Ibu harus mengajaknya
dengan bahasa contoh. Berbagi makanan dengan tetangga, menyuruh anak
memberi uang pada pengemis, melebihkan bekal ke sekolah agar bisa berbagi
dengan teman-temannya, menjamu kawan-kawan anak jika main ke rumah. Tak kalah
penting membiasakan bertutur kata baik dan sopan kepada saudara, pembantu
maupun orang lain. Inti dari kriteria ini adalah mengingatkan anak bahwa
kita tidak bisa hidup sendiri melainkan membutuhkan teman untuk hidup bersama.
🌸5.Membiasakan bersabar dan mengucap syukur
Bahwa hidup harus berjuang, bahwa untuk mendapatkan sesuatu harus berkorban,
bahwa kehidupan tak selamanya enak dan manis wajib ditanamkan secara perlahan
kepada anak. Untuk menjadi orang baik tidak gampang tapi dibutuhkan
kesabaran dalam menaati aturan Allah, walaupun berat tapi setiap kesabaran akan
ada buahnya.
Belajar juga harus sabar, tidak berkeluh kesah dan mudah putus asa. Ibu cerdas
juga membiasakan putra-putrinya untuk mengucap syukur atas apa yang
mereka peroleh. Sekecil apa pun yang dirasakan harus senantiasa disyukuri
Bersyukur hari ini anak-anak sehat, bisa makan walau ala kadarnya, bisa
sekolah, bisa bermain dan sebagainya. Hidup akan terasa indah dan ringan
jika disyukuri kira-kira demikian.